Pages

Ads 468x60px

Selasa, 19 Maret 2013

Manfaat Donor Darah, Kelebihan dan Kekurangan Donor Darah

Manfaat Donor Darah

Bila mendengar kata "Donor Darah", tentunya sudah tidak asing dengan PMI (Palang Merah Indonesia). PMI merupakan salah satu organisasi yang melayani kegiatan donor darah di Indonesia yang mulai terbentuk pada tanggal 3 September 1945, yang juga kemudian ditetapkan sebagai Hari PMI.
Semakin meningkatnya permintaan darah terkadang menyebabkan PMI mengalami kekurangan stok darah, terutama di bulan ramadhan dan setelah lebaran. Hal ini disebabkan antara lain karena masih banyak masyarakat yang terkontaminasi dengan mitos donor darah (penularan penyakit, donor darah menyebabkan tekanan darah menjadi rendah, dan lain sebagainya), sehingga calon pendonor pun menjadi takut untuk melakukan donor darah. Padahal dengan melakukan donor darah selain dapat bermanfaat bagi orang lain ternyata juga memiliki manfaat bagi tubuh kita, diantaranya :
  • Mengetahui golongan darah
  • Memeriksakan kesehatan secara teratur (donor darah dilakukan 3 bulan sekali) meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi dan berat badan, hemoglobin, penyakit dalam, penyakit hepatitis A dan C, Penyakit HIV / AIDS
  • Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh
  • Pendonor yang rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sekali dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung, terutama pada laki - laki sebesar 30% (British Journal Heart) seperti serangan jantung koroner dan stroke karena memungkinkan terjadinya pergantian sel darah baru, dan badan merasa sehat
  • Membakar kalori dalam tubu


Kelebihan dan Kekurangan Darah Tali Pusat

darah tali pusat
Darah tali pusat
Cord blood atau dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai darah tali pusat mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan stem sel dari sumsum tulang belakang. Hal ini membuat para ahli medis lebih memilih cord blood sebagai sumber stem sel untuk transplantasi. Apa saja kelebihan dari darah tali pusat ini? Beberapa kelebihannya akan kita bahas dibawah ini:

Untuk terapi transplantasi stem sel dari sumsum tulang belakang, diperlukan tingkat kecocokan 100%. Hal ini sangat penting karena bila syarat ini tidak dipenuhi maka yang terjadi adalah timbulnya efek samping yang berdampak sangat fatal seperti masalah penurunan sistim kekebalan tubuh. Namun ternyata hal ini tidak berlaku untuk transplantasi stem sel yang berasal dari cord blood. Stem sel dari darah tali pusat ini belum mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sempurna, sehingga introduksi cord blood stem sel tidak mempunyai efek samping sehebat stem sel sumsum tulang belakang. Transplantasi cord blood tidak memerlukan tingkat kecocokan 100%. Hal ini juga membuat unit stem sel darah tali pusat bisa digunakan untuk lebih banyak tipe pasien.
Pasien yang memerlukan penanganan medis yang cepat memerlukan donor stem sel yang cepat pula. Hal ini cukup sulit untuk mencari donor stem sel sumsum tulang belakang yang cocok untuk penderita. Selain itu proses koleksi dan screening test juga memakan waktu. Tidak jarang, banyak pasien yang tidak bisa diselamatkan karena terlalu lama menunggu donor yang cocok. Tetapi dengan adanya stem sel darah tali pusat, waktu yang diperlukan bisa dipangkas. Hal ini dikarenakan pasien tidak memerlukan donor yang 100% cocok dengannya, dan donor unit sudah tersedia dalam keadaan siap pakai. Seperti diketahui, darah tali pusat dikoleksi pada saat bayi dilahirkan, diambil dari pembuluh darah yang ada di ari-ari dan plasenta, diseleksi dan dikemas untuk dibekukan dalam keadaan siap pakai, bilamana diperlukan maka donor unit ini bisa diambil kapan saja. Hal ini sangat menolong untuk pasien yang membutuhkan donor unit yang cepat.
Itulah dua diantara sekian banyak kelebihan dari darah tali pusat. Namun seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak, demikian juga darah tali pusat ini. Stem sel dari darah tali pusat juga mempunyai kelemahan dibandingkan stem sel sumsum tulang belakang. Salah satunya adalah kemampuannya untuk berkembang yang lebih lambat dari stem sel sumsum tulang belakang. Kelambatan ini membuat proses penyembuhan pasien akan lebih lama dari terapi transplantasi stem sel sumsum tulang belakang. Lamanya proses terapi akan berdampak pada lebih lamanya pasien berada dalam keadaan tingkat kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terpapar oleh kontaminasi. Untuk hal ini, pasien harus berada pada ruang isolasi dalam waktu yang lama, bahkan bisa berbulan-bulan.
Selain itu, volume stem sel dari darah tali pusat lebih sedikit dari stem sel sumsum tulang belakang. Stem sel sumsum tulang belakang bisa diambil berkali kali dari donor, karena stem sel ini terus diproduksi. Hal ini berbeda dengan darah tali pusat yang hanya dapat dikoleksi sekali saja, saat proses melahirkan, dan volume yang didapat juga tidak terlalu besar. Hal ini menyebabkan terapi transplantasi darah tali pusat lebih diutamakan untuk pasien anak-anak. Untuk pasien dewasa bisa jadi diperlukan lebih dari satu unit donor darah tali pusat.
Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan dari darah tali pusat. Hal ini bisa membuat ahli medis mempunyai tiga opsi pilihan untuk sumber stem sel; darah tali pusat, sumsum tulang belakang atau pheriperal blood. Dokter akan memilih opsi yang terbaik tergantung dari kondisi pasien.
Reade more >>

Jumat, 08 Maret 2013

Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:

Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:
  • Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua)
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius
  • Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg
  • Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit
  • Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram
  • Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
***
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
  • Pernah menderita hepatitis B
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga
  • Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil
  • Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
  • Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis
  • Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
  • Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit
  • Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan
  • Sedang menyusui
  • Ketergantungan obat
  • Alkoholisme akut dan kronis
  • Mengidap Sifilis
  • Menderita tuberkulosis secara klinis
  • Menderita epilepsi dan sering kejang
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera
  • Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril)
  • Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.
Reade more >>